Bawaslu Mojokerto Goes to School: Tanamkan Literasi Politik dan Demokrasi pada Generasi Muda
|
Mojokerto, Jawa Timur – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran politik generasi muda, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mojokerto melaksanakan kegiatan “Bawaslu Goes to School” di Madrasah Aliyah Istimewa (MAI) Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya fungsi pengawasan pemilu serta partisipasi aktif masyarakat, khususnya pemilih pemula.
Ketua Bawaslu Mojokerto, Dody Faizal, dalam sambutannya menyampaikan pesan inspiratif dengan menyinggung sejarah Pemilu pertama di Indonesia tahun 1955.
“Sejarah mencatat bahwa Pemilu pertama Indonesia menjadi tonggak penting dalam demokrasi bangsa. Dari sanalah kita belajar, bahwa pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, tugas Bawaslu adalah mengawal proses demokrasi agar berjalan jujur, adil, dan bermartabat. Fungsi pengawasan bukan hanya ada di pundak Bawaslu, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat,” ujar Dody, Kamis (2/10/2025).
Sementara itu, perwakilan Fungsionaris MAI Amanatul Ummah, Ustadz Mahfud, mengapresiasi kegiatan ini dan mengajak seluruh santri untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
“Sosialisasi literasi politik dan demokrasi ini sangat penting sebagai bekal adik-adik kelak untuk menentukan pemimpin bangsa. Serap ilmu sebanyak-banyaknya dari kegiatan ini, karena di tangan kalianlah masa depan bangsa ditentukan,” ungkapnya.
Kegiatan kemudian diisi materi oleh Savitri Rindyana, Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Mojokerto. Dalam pemaparannya, Savitri menjelaskan tentang literasi politik, demokrasi, serta kriteria pemilih pemula.
“Pemilih pemula jangan hanya menjadi angka dalam statistik, tetapi harus hadir sebagai penentu arah bangsa dengan pilihan yang cerdas. Kriteria pemilih pemula tidak hanya sekadar usia, tetapi juga pemahaman akan hak pilih dan tanggung jawab dalam berdemokrasi,” jelas Savitri.
Ia menambahkan, peran masyarakat dalam pengawasan pemilu juga sangat penting.
“Demokrasi yang sehat tidak mungkin terwujud tanpa partisipasi masyarakat. Karena itu, mari bersama-sama menjadi pengawas partisipatif, agar proses pemilu berjalan dengan jujur, adil, dan berintegritas,” pungkas Savitri.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu Mojokerto berharap para pelajar tidak hanya memahami hak dan kewajiban sebagai pemilih, tetapi juga mampu menjadi generasi muda yang berperan aktif dalam menjaga kualitas demokrasi Indonesia.
penulis : vap