Lompat ke isi utama

Berita

Rangkaian Penguatan Kelembagaan Bawaslu Jatim Ditutup, Mojokerto Ambil Peran

Bawaslu Jawa Timur

 

Surabaya, Jawa Timur - Bawaslu Jawa Timur resmi menutup rangkaian program Penguatan Kelembagaan bersama Komisi II DPR RI yang telah berlangsung pada tanggal 20 Agustus 2025. Acara penutupan digelar di Surabaya dan dihadiri oleh perwakilan Bawaslu kabupaten/kota se-Jawa Timur, termasuk Ketua Bawaslu Kabupaten Mojokerto, Dody Faizal, dan Koordinator Sekretariat, Agastya Yoga Rinaldhy.

Program yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan ini mencatat capaian signifikan: 40 kali penyelenggaraan di 38 titik, melibatkan 2.850 peserta dan 152 narasumber dari kalangan akademisi, pemantau pemilu, hingga penyelenggara pemilu tingkat daerah dan nasional.

Ketua Bawaslu Jawa Timur, A. Warits, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan upaya serius Bawaslu dalam memperkuat tata kelola internal, kapasitas sumber daya manusia, serta kesiapan lembaga dalam menghadapi tantangan pemilu mendatang.

“Bawaslu Jawa Timur tidak berhenti belajar dan memperkuat diri. Ini adalah investasi besar untuk kesiapan pengawasan pemilu di masa yang akan datang,” ujar Warits.

Ia menegaskan bahwa dukungan Komisi II DPR RI berperan besar dalam keberhasilan program tersebut melalui fasilitasi regulatif, ruang dialog, serta penguatan kelembagaan yang bersifat strategis.

Rangkaian kegiatan penguatan ini dibuka dan ditutup secara simbolis di Surabaya. Warits menekankan bahwa spirit penguatan kelembagaan sejalan dengan nilai-nilai kepahlawanan yang relevan dengan momentum peringatan Hari Pahlawan.

“Ketika kita bicara penguatan kelembagaan, pada dasarnya kita berbicara tentang keberanian untuk berubah, integritas dalam bekerja, dan komitmen memberi yang terbaik bagi bangsa,” ungkapnya.

Bawaslu Mojokerto

 

Warits juga menyoroti tantangan masa depan yang semakin kompleks, terutama dalam konteks disinformasi, kampanye digital, polarisasi politik, hingga penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam pemilu.

“Pengawasan pemilu tidak bisa lagi bertumpu pada mekanisme lama. Kita harus adaptif, berbasis data, dan memiliki SDM yang terlatih,” tegasnya.

Bawaslu Jatim berkomitmen mengembangkan literasi politik berbasis pengalaman lapangan melalui jutaan dokumen pengawasan, Form A, laporan kejadian, serta catatan pemilu sebelumnya.

“Literasi politik yang paling kuat adalah literasi berbasis pengalaman nyata. Ini akan memberi pembelajaran yang konkret kepada masyarakat dan membantu membangun pemilih yang lebih cerdas,” jelas Warits.

Kehadiran Bawaslu Kabupaten Mojokerto dalam kegiatan penutupan ini menjadi wujud komitmen daerah dalam mendukung penguatan kelembagaan secara menyeluruh. Ketua Bawaslu Mojokerto, Dody Faizal, menyampaikan bahwa agenda ini sangat relevan untuk memperkuat kesiapan pengawasan ke depan, terutama menghadapi tantangan digitalisasi dan dinamika politik lokal.

penulis : vap